Minggu, 18 Agustus 2013

Ini Sejarahnya Makanan Ketupat Di Idul Fitri


Sejarah awal mula ketupat

Makan ketupat di hari raya idul fitri Sudah menjadi tradisi wajib dalam menyambut hari kemenangan umat muslim setelah satu bulan berpuasa. Selain Jenis-jenis Ketupat, tahukah anda sejarah dibalik adanya makanan ketupat di hari raya idul fitri ini ? Baiklah untuk itu mari kita simak penjelasan tentang Sejarah Makanan Ketupat di Hari Raya Idul Fitri di bawah ini


Sebagian masyarakat Jawa memaknai rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur sebagai bungkus beras, mencerminkan kesalahan manusia.

Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa, beliau membudayakan sebuah tradisi, yaitu setelah Lebaran, masyarakat setempat menganyam ketupat dengan daun kelapa muda lalu disii dengan beras.
Setelah selesai dimasak, ketupat itu diantarkan ke anggota keluarga atau kerabat yang dituakan. Sejak itu, ketupat jadi lambang kebersamaan.
Selain itu, ternyata ketupat punya filosofi tersendiri yaitu anyaman- anyaman pada kulit ketupat itu mencerminkan betapa banyaknya kesalahan manusia.

Setelah dibelah dua, terlihatlah isi ketupat yang berwarna putih, menggambarkan kebersihan dan kesucian hati manusia, setelah menahan nafsu dengan berpuasa dan memohon ampun atas segala kesalahan.
Sementara itu, bentuk ketupat yang sempurna itu melambangkan kemenangan umat Muslim yang akhirnya mencapai hari yang Fitri.

Namun, tujuan dari tradisi makan ketupat bersama keluarga maupun tetangga diharapkan menjadi momen untuk saling mengakui kesalahan.

Ketupat juga bukan sekadar makanan yang disajikan untuk menjamu para tamu pada hari raya Idul Fitri maupun merayakan genapnya enam hari berpuasa sunah Syawal.


Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran.
Penggunaan janur sebagai kemasan pun memiliki makna tersembunyi. Janur dalam bahasa Arab yang berasal dari kata “jaa a al-nur” bermakna telah datang cahaya. Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan “sejatine nur” (cahaya). Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.

Selain itu, tradisi makan ketupat lebaran yang masih langgeng sampai saat ini adalah penggunaan sayur opor sebagai pasangannya. Sayur opor pun memiliki makna filosofi , jika dilihat dari asal-usul bahan dasarnya yang menggunakan santan kelapa. Bahasa Jawa dari santan ialah “santen” yang memunyai makna “pangapunten” atau memohon maaf.



Credit: Kaskus
Categories:

0 komentar :

Posting Komentar